TAHAP-TAHAP GANGGUAN KEJIWAAN
Gangguan jiwa adalah suatu ketidakberesan kesehatan dengan manifestasi-
manifestasi psikologis atau perilaku terkait dengan penderitaan yang nyata dan kinerja
yang buruk, dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisis, atau
kimiawi.
Gangguan jiwa mewakili suatu keadaan tidak beres yang berhakikatkan
penyimpangan dari suatu konsep normatif. Setiap jenis ketidakberesan kesehatan itu
memiliki tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas terdapat pula beberapa istilah yang dapat digunakan
untuk mendeskripsikan gangguan jiwa :
1. Gangguan jiwa psikotik : ditandai hilangnya kemampuan menilai realitas, ditandai
waham (delusi) dan halusinasi, misalnya schizophrenia.
2. Gangguan jiwa neurotik : tanpa ditandai kehilangan kemampuan menilai realitas,
terutama dilandasi konflik intrapsikis atau peristiwa
kehidupan yang menyebabkan kecemasan (ansietas),
dengan gejala-gejala obsesi, fobia, dan kompulsif
3. Gangguan jiwa fungsional : tanpa kerusakan struktural atau kondisi biologis yang
diketahui dengan jelas sebagai penyebab kinerja yang
buruk.
4. Gangguan jiwa organik : ketidakberesan kesehatan disebabkan oleh suatu
penyebab spesifik yang membuahkan perubahan
struktural di otak, biasanya terkait dengan kinerja
kognitif, delirium, atau demensia, misalnya pada penyakit
Pick. Istilah ini tidak digunakan dalam DSM-IV-TR
karena ia merangkum pengetian bahwa beberapa
gangguan jiwa tidak mengandung komponen biologis
http://psikologi.or.id
5. Gangguan jiwa primer : tanpa penyebab yang diketahui disebut pula idiopatik
atau fungsional
6. Gangguan jiwa sekunder : diketahui sebagai sutu manifestasi simtomatik dari suatu
gangguan sistemik, medis atau serebral, misalnya
delirium yang disebabkan oleh penyakit infeksi otak.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
a. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya
b.
Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari,
sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita
gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan
diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
d.
Krisis ekonomi yang berkepanja gan telah menyebabkan meningkatnya
jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
e.
Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam
memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak
terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang
lebih parah.
f.
Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya
gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan.
Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami
gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa.
Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini
tidak berlaku secara absolut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar