CITA - CITA
Pengertian tentang cita-cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah
keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka
cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang
sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.
Cita - cita juga dapat di artikan sebagai suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian
orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain
cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya
sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat
membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas
dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator
pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi
maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar
motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang
mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja
alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang
sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan
dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan
bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata
keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan?..
hal itu bergantung dari tiga faktor.
- Faktor manusia -
- Faktor kondisi -
- Faktor tingginya cita-cita
Contoh cita-cita factor kondisi:
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya
bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehinnga
dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat
dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang
menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si Amir.
Sebaliknya
dengan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak
mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan
hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar